Ringkasan Ulasan buku An Introduction to Visual Metadiscourse


 

  1. Judul : An Introduction to Visual Metadiscourse
  2. Penulis : Iis Kurnia Nurhayati
  3. Data Publikasi:
  4. Judul Teks : Visual Metadiscourse : Designing the Considerate Text
  5. Nama Pengarang : Eric P. Kumpf
  6. Penerbit :Sagepub
  7. Kota :
  8. Tahun Terbit : 2000
  9. ISBN :
  10. Tebal Buku : 33 halaman

 

Selain metawacana tekstual dan interpersonal yang dibahas, dikritisi dan dimodifikasi modelnya oleh Hyland dalam bukunya yang berjudul Metadiscourse, ternyata seorang ahli Linguistik yang bernama Eric P. Kumpf (2000) memperkenalkan kategori baru dari Metadiscourse yaitu Visual Metadiscourse. Konsep linguistik dari metadiscourse diperluas dari realisme tekstual menjadi realisme visual di mana penulis memiliki pertimbangan bahwa desain sebuah teks juga memiliki peranan yang penting sebagai usaha untuk membantu pembaca menavigasi dan memahami sebuah dokumen.

Pembahasan mengenai visual metadiscourse ditulis  pada jurnal Technical Communication Quarterly volume 9  No 4 (401-424) dengan judul Visual Metadiscourse : Designing the Considerate Text yang menyatakan bahwa terdapat 10 kategori dari visual Metadiscourse yang dapat diaplikasikan pada sebuah dokumen.

Mengingat bahwa penulis akan menganalisis penanda metadiscourse pada bahasa iklan, informasi mendalam mengenai visual metadiscourse dirasakan sangat perlu untuk diketahui.

Kumpf menyatakan bahwa konsep linguistik dari metawacana diperluas dari realisme tekstual ke realisme visual, di mana penulis memiliki pertimbangan desain teks merupakan aspek yang penting sebagai upaya untuk pembaca menaviasi dan memahami dokumen.

Kumpf (2000) menyatakan terdapat 10 kategori metawacana visual yang dapat diaplikasikan untuk menganalisis teks:

  1. Convention : berhubungan dengan ekspektasi pembaca dari tampilan sebuah dokumen
  2. Chunking : aransemen atau pengaturan sebuah teks menjadi bagian-bagian terpisah yang dapat membantu pembaca untuk memproses teks tersebut bagian per bagian
  3. External Skeleton : merupakan organisasi dari dokumen seprti heading, daftar isi, dll
  4. Consistency : kesatuan dari dokumen untuk menjaga konsistensi. Terdiri dari fitur seperti ditulis dalam dua spasi atau satu spasi
  5. Expense : berhubungan dengan fitur fisik dan aestetik dari sebuah teks yang dipengaruhi oleh finansial. Contohnya harga kertas, kualitas percetakan dll.
  6. Attraction : kemampuan dokumen untuk menarik minat pembaca setelah first impression.
  7. Interpretation : penjelasan yang diberikan oleh penulis untuk tabel, grafik dan visual aids lainnya.
  8. Style :bentuk dan desain teks yang berfungsi untuk menghubungkan asumsi yang pembaca bentuk ketika membaca dokumen.

Dalam deskripsinya mengenai metawacana visual khususnya kategori consistency, Kumpf mengacu pada Prinsip kerja sama Grice dan bagaimana Parker dan Riley mengaitkan maksim hubungan Grice dengan bidang visual. Grice membingkai percakapan sebagai kerjasama antara conversants. Menurut Kumpf, kita dapat menggunakan prinsip kerjasama ini untuk dokumen, seperti teori Parker& Riley, tapi Kumpf menyarankan untuk menambah analisis fungsi metawacana sebagai cara bagi para penulis untuk merencanakan dan menilai peran mereka sebagai komunikator yang kooperatif.

Kumpf menyebutkan Apakah kita berbicara atau menulis, kita memasuki
hubungan dengan manusia lain dan kita harus membingkai kontribusi kita sebagai penulis atau pembicara sehingga tulisan atau pembicaraan kita dapat dipahami oleh manusia lain. Kumpf mengangat pernyataan Joseph Harris dalam bukunya “The idea of Community in the Study of Writing” bahwa  ketika kita menulis sebuah teks, kita bukanlah individu yang terisolasi melainkan sebagai anggota dari komunitas yang keyakinan, perhatian dan praktiknya dapat mempengaruhi dan menghambat setidaknya sebagian dari yang kita ucapkan atau kita tulis. Tujuan dan maksud kita dalam menulis bukanlah sesuatu yang pribadi, istimewa melainkan sesuatu yang reflektif, mencerminkan komunitas di mana kita berada.  Berdasarkan hal tersebut di atas, Kumpf mengimplikasikan  bahwa metawacana visual bergantung pada dasar tekstual. Teori umum mengenai metawacana dapat diperkenalkan, dibahas, dan diajarkan dengan mengandalkan  pada bidang visual , terutama karena sebagian besar sepuluh kategori metawacana yang dipaparkan oleh kumpf melekat dalam setiap dokumen, sedangkan kategori tekstual tidak selamanya melekat dalam sebuah dokumen. Kategori visual apat menawarkan lebih banyak contoh dan kesempatan bagi penulis untuk melihat perlunya metawacana ,pengaruh dan keterlibatannya dalam dokumen.

Dalam artikel yang ditulis dalam jurnal Technical Community Quarterly (2000 p. 401-424) Kumpf banyak menyebutkan tentang teori Prinsip kerjasama Grice. Disimpulkan bahwa analisis metawacana berhubungan erat dengan analisis pragmatik.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *