Curug Malela , A Little Niagara in Indonesia. Berpetualang sambil mengajarkan anak pantang Manyerah


Don’t stop learning coz life never stops teaching. Mungkin quote ini yang paling cocok untuk mengawali tulisan mengenai petualangan kami (my little family along with my BIG family) ke Curug Malela di Gununghalu Kabupaten Bandung Barat (silakan lokasi lebih detailnya tanya aja mbah Google).  Bagi saya yang sedang ‘berjuang’ menyelesaikan tugas akhir demi sebuah gelar doktor, berpetualang ke alam seperti ini merupakan sebuah sweet escape, merupakan kebutuhan untuk kembali fresh dan recharged. Lelah fisik tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lelah  ‘pikiran’ yang digunakan untuk menganalisisi  data. Bagi anak-anakku berpetualang seperti ini merupakan proses pembelajaran yang tidak ternilai. Sering kali Karin&Ira merasa kelelahan tiap kali saya bawa mendaki gunung atau bukit. Dulu… di awal kali saya ajak mereka berpetualang sejak Karin berusia 4 tahun, dan Kirana berusia 2 tahun, keluhan dan air mata sering kali keluar dari bibir dan mata mereka, dan sering kali pula saya harus membujuk dan mengeluarkan my magic word “Harus Bisa, Pasti Bisa” . Dan setiap kali saya bilang kalimat tersebut, mereka seperti tersihir dan kembali mendaki tanpa merengek minta digendong atau pengen balik lagi…dan akhirnya sampai ke tempat tujuan. Bagi saya, ini adalah sebuah pembelajaran untuk mereka agar tidak menyerah, dan fokus untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu. Begitu pula pada saat petualangan kami ke Curug Malela. Setelah perjalanan berkelok-kelok yang membuat kepala pusing dan perut mual, kami masih haus berjalan kaki sekitar 2 km untuk sampai ke curug…. Ini mungkin petualangan paling extreme bagi mereka bukan karena jauhnya jarak dari tempat parkir kendaraan ke curug, tapi juga medan yang dilalui …jalan setapak yang salah satu sisinya adalah jurang.  Menuruni anak tangga yang masih terbuat dari tanah akhirnya setelah berjalan kira-kira 500m, baru tampak si curug. Subhanallah banget pokoknya.

 

 

Foto ini diambil di pemberhentian pertama, setelah kami berjalan kaki kira-kira 500 meter. Very beautiful view, maka nikmat Tuhan yang manakah yang kan kau dustakan?

Tidak mudah bagi saya untuk menuruni anak tangga yang lumayan terjal…apalagi mungkin bagi my girls, Karin&Kirana yang masih berusia 7 tahun dan 5 tahun.

Curug nya masih ada di bawa sana…..dari tempat pemberhentian kami terbayang masih berat medan yang harus kami lalui untuk sampai ke bawah sana….tapi melihat indahnya curug dari atas, muncul keinginan yang sangat besar untuk bisa sampai ke sana.

And taraaaaaaaaa…..finally we arrived at our final destination, MALELA waterfall yang konon katanya dikenal dengan little Niaga di Indonesia. Look at the pict, Wa Babeh aja tampak sangat kecil berdiri di bawah air terjun.

My baby Karin yang sepanjang perjalanan  frequently repeated the magic words “Harus bisa, pasti bisa”….dan langsung berpose andalannya r begitu sampai di tempat.

My Baby Kirana….ternyata semangat dan kemampuan fisiknya melebihi sifatnya yang masih kayak baby. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulutnya yang menunjukkan dia kelelahan

 

 

 

“Harus bisa, pasti bisa” …Kalimat sederhana yang kerap saya keluarkan tiap kali anak-anak ngeluh kecapean ketika diajak jalan-jalan naik gunung atau bukit. Tampak seperti sederhana tapi efeknya dahsyat. Ketika teteh Karin UKK (Ujian Kenaikan kelas ke kelas 2 SD)kemarin, dia bercerita bahwa dia menemukan beberapa soal matematika yang dia pikir sulit. Tapi Karin berusaha sekuat tenaga buat ngerjain soalnya Karin teringat kata-kata mama pas kita naik gunung…harus bisa, pasti bisa jadi aja Karin hitung dan Karin nemu jawabannya. Alhamdulillah…semoga kalimat tersebut selalu terngiang di telinga mereka, dan membuat mereka pantang menyerah, never give up no matter how hard the situation is.


2 responses to “Curug Malela , A Little Niagara in Indonesia. Berpetualang sambil mengajarkan anak pantang Manyerah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *