Curhat dan Medsos


I’m not the type of person yang biasa curhat di atas Sejadah…meskipun tau persis bahwa tempat yang paling aman dan tepat untuk curhat adalah di atas sejadah, duduk merenung, menyampaikan semua keluh kesah pada Nya. Harusnya memang seperti itu. Tapi untuk saat ini tampaknya cara ideal tersebut belum sepenuhnya bisa dilakukan. Mungkin karena tingkat keimanan yang masih tipis untuk sampai pada tahap itu. I still need someone to talk to. Masih butuh orang ternyata. Ya…saya masih butuh tatapan sayang (atau tatapan sebal) dari orang yang diajak curhat, masih butuh suara real dari manusia untuk memberikan solusi (mskpn terkadang adalah cacian atau makian hehe), masih butuh jari untuk menggenggam tangan ini atau memegang pundak atau untuk mengucek rambut, dan lebih hebat lagi butuh bahu buat menangis. Sadar betul akan resiko yang akan muncul ketika curhat pada manuais. Curhat pada keluarga pastinya akan melibatkan emosi yang mendalam dari mereka…kita sudah berdamai dengan kondisi, tapi besar kemungkinan anggota keluarga kita masih memendam emosi. Curhat pada sahabat, tidak kalah besar resiko nya. Apalgi curhat kepada lawan jenis (bagi yang sudah memiliki pasangan). Tapi eh tetapi…..berdasarkan pengalaman pribadi, curhat yang paling beresiko besar adalah curhat kepada teman ‘seantero jagat’ di Medsos, apalagi dengan bahasa yang bisa menggiring opini teman-teman kita untuk memiliki pikiran negatif terhadap hal atau seseorang yang kita curhatkan. Seberapa beresiko nya sih? Kita kalkulasikan saja berdasarkan fakta-fakta berikat:
1. Tidak semua teman kita di medsos (FB contohnya) adalah teman dekat kita yang menyayangi kita sedemikian rupa. Mungkin di antara list teman yang kita confirmed, tersisipkan satu atau duo orang yang memendam rasa tidak suka, dendam, sehingga mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita. Bisa jadi karens pernah tersakiti hatinya tanpa kita sengaja, atau mungkin pernah rebutan mantan, and so on and so on. Nah lho…..Bukan hal yang baik yang akan kita dapatkan, melainkan mungkin cemoohan, cibiran, ejekan, tertawaan senang karena kita ‘jatuh’. Niat kita curhat ingin mendapatkan solusi, yang akan terjadi malah sebaliknya; Akan bertambah lagi masalah baru. So…stop curhat di fb
2. Dengan curhat di medsos tentang sesuatu atau lebih parahnya seseorang (apalagi orang terdekat), tanpa kita sadari kita sedang mengumumkan aib orang yang bersangkutan. Padahal dalam agama yang kita anut sudah jelas dosa hukumnya membuka aib seseorang apalagi sampai disampaikan di medsos, dengan bahasa yang menggiring orang untuk berpikir I think I know the person who makes you suffer. So…..please stop complaining
3. Tidak semua teman kita di medsos mau mendengarkan/membaca keluhan atau penderitaan kita. Bagi sebagian orang, medsos itu bagian dari hiburan dan having fun. Lah ini….secara terpaksa terpancing untuk membaca keluh kesah kita yang cemen berisi tangisan dan keluhan. Helloooowww…..

I come to my conclusion bahwa Wanita/Pria Sejati Tidak Curhat di Medsos


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *